Daur ulang merupakan aspek penting dalam pengelolaan limbah, terutama yang berkaitan dengan plastik. Di antara berbagai jenis plastik, polietilena tereftalat (PET) dikenal luas karena dapat didaur ulang dan permintaan pasar yang tinggi. Namun, keberadaan polivinil klorida (PVC), yang diidentifikasi dengan kode identifikasi plastik #3, menimbulkan tantangan signifikan dalam proses daur ulang PET.
Masalah Kontaminasi PVC
PVC dapat masuk ke aliran daur ulang PET dari beberapa sumber, sehingga identifikasi dan pembuangan kontaminan ini menjadi sangat penting. Kontributor utama kontaminasi PVC dalam daur ulang PET meliputi:
- Meniru Botol PVC: Botol PVC dapat dengan mudah disalahartikan sebagai botol PET karena tampilannya yang mirip. Saat diratakan, botol PVC meninggalkan bekas “lipatan” putih yang khas, yang dapat dikenali dan dihilangkan oleh pemilah terlatih.
- Segel Keamanan: Banyak botol PET dilengkapi segel pengaman PVC, seperti yang terdapat pada botol obat kumur. Segel ini harus dilepas sebelum proses granulasi untuk mencegah kontaminasi.
- Tutup dan Penutup: Beberapa tutup botol dan penutupnya memiliki lapisan PVC. Meskipun praktik ini sudah mulai jarang dilakukan di AS, terkadang tutup berlapis PVC ini masih menimbulkan risiko.
- Label: Label PVC yang dibungkus di sekitar botol PET merupakan sumber kontaminasi lainnya. Jika tidak dilepas, label ini dapat menimbulkan masalah selama proses daur ulang.
Bahkan konsentrasi PVC yang kecil, yakni 50 bagian per juta (ppm), dapat berdampak buruk pada proses daur ulang. Kontaminasi PVC dapat menyebabkan kerusakan fisik dan kimia pada PET, yang mengakibatkan kerapuhan dan perubahan warna pada bahan daur ulang. Selain itu, keluarnya uap klorin selama proses daur ulang menimbulkan bahaya kesehatan.
Strategi untuk Penghapusan PVC di Daur Ulang PET
Untuk mengurangi risiko yang terkait dengan kontaminasi PVC, teknik penyortiran manual dan otomatis digunakan di fasilitas daur ulang:
Penyortiran Manual
Penyortiran manual tetap menjadi salah satu metode paling efektif untuk menghilangkan PVC. Pekerja terampil dapat mengidentifikasi dan menghilangkan botol PVC secara visual, sehingga aliran PET menjadi lebih bersih. Peningkatan pada proses ini, seperti penggunaan lampu UV, dapat meningkatkan efisiensi secara signifikan. Saat botol PET melewati lampu UV, botol akan memancarkan cahaya fluoresensi biru, sedangkan botol PVC sering kali memancarkan fluoresensi hijau/kuning karena adanya bahan tambahan umum. Perbedaan warna ini memungkinkan pemilah untuk mengidentifikasi botol mana yang harus dihilangkan dengan mudah. Untuk melindungi pemilah dari paparan sinar UV yang berkepanjangan, shift kerja direkomendasikan untuk dibatasi hingga dua jam.
Penyortiran Otomatis
Dengan meningkatnya biaya tenaga kerja, sistem sortir otomatis penuh menjadi populer. Sistem ini memanfaatkan berbagai teknologi, termasuk:
- Sistem Penyortiran Optik: Ini mengandalkan kamera dan sensor untuk mendeteksi perbedaan dalam pantulan dan transmisi cahaya antara botol PET dan PVC.
- Teknologi Transmisi:Sistem ini menganalisis sifat fisik botol saat melewatinya.
- Sistem Pemindaian Permukaan: Ini memindai permukaan botol untuk mengidentifikasi bahan.
Dari semua itu, deteksi sinar-X terbukti paling andal. Sinar-X dapat mendeteksi keberadaan klorin, yang tidak ada dalam PET, sehingga memungkinkan identifikasi botol PVC secara efektif.
Rutinitas Dua hingga Tiga Lintasan
Untuk lebih meminimalkan kontaminasi PVC, disarankan untuk menerapkan prosedur penyortiran dua hingga tiga lintasan. Proses ini melibatkan pengaliran aliran PET beberapa kali melalui mekanisme penyortiran, yang secara signifikan mengurangi kemungkinan kontaminasi PVC pada produk akhir.
Kesimpulan
Kehadiran PVC di Daur ulang botol PET merupakan masalah yang menantang tetapi dapat dikelola dengan teknik pemilahan yang tepat. Dengan memahami sumber kontaminasi PVC dan memanfaatkan teknologi pemilahan manual dan otomatis, pendaur ulang dapat memastikan PET daur ulang berkualitas lebih tinggi, memenuhi persyaratan ketat aplikasi kelas atas, dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan.